Rabu, 09 Juli 2014

AKANKAH WAYANG KULIT BANJAR BISA BERTAHAN HIDUP DI ERA GLOBALISASI INI ?

Oleh : Arsyad Indradi. 

Pertunjukkan lakon wayang kulit telah menjalani proses hidup dari zaman ke zaman. Pada masa kejayaan Agama Hindu dan Budha, wayang kulit adalah santapan rohani bagi penganutnya yang dibawakan oleh para biku atau pun biksu yang berpusat di Candi Penataran di Jawa Timur. Cerita yang dibawakan adalah cerita Ramayana yang disusun oleh Walmiki dan Mahabharata yang disusun oleh Wiyasa. Selengkapnya klik disini...

MADIHIN, SASTRA BANJARNYA URANG BANJAR


Oleh : Arsyad Indradi 


Ada yang berpendapat bahwa madihin berasal dari kata madah, yaitu sejenis puisi lama dalam sastra Indonesia. Madah merupakan syair yang mempunyai rima yang sama pada suku akhir kalimat. Madah mengandung puji - pujian, nasehat atau petuah. Tetapi dalam perkembangannya humor atau lulucuan, sindiran yang sehat, tak ketinggalan disuguhkan olehPamadihinan ( orang yang membawakan madihin ) sebagai bumbu. Selengkapnya klik disini...

Lamut Sastra Banjarnya Urang Banjar

Oleh : Arsyad Indradi 

Lamut adalah salah satu sastra Banjar atau dikatakan juga cerita bertutur yang dikhawatirkan suatu saat nanti akan punah. Disebabkan hampir tidak ada lagi yang berminat untuk menjadiPalamutan ( orang yang bercerita lamut ), dan tidak ada yang peduli dari masyarakat banjar itu sendiri, lembaga atau instansi senibudaya untukmelestarikian kehidupan Lamut yang semakin langka ini. Selengkapnya klik disini...


Sekilas Menjenguki Wayang Gung

Oleh : Arsyad Indradi 


Diperkirakan munculnya kesenian Wayang Gung di Tanah Banjar pada abad ke XVIII atau sekitar tahun 1760 M. Raja Banjar mempunyai hubungan erat dengan raja – raja di Pulau Jawa terutama Demak dan Mataram, sekitar abad ke XV. Hubungan inilah kesenian dan kebudayaan Jawa masuk ke Kalimantan. Kesenian ini antara lain adalah Wayang Orang.Wayang Orang ( Wayang Wong – Jawa ) sangat berkenan di hati suku – suku Kalimantankhususnya masyarakat Banjar.Selengkapnya klik disini...


.

Selasa, 08 Juli 2014

Mengapa Wayag Orang Banjar dinamakan Wayang Gung ?

Oleh : Arsyad Indradi 

Kalau kita runut dari beberapa arti yang berkembang kata wayang berarti bayang – bayang.. Wayang Kulit, yang kita saksikan adalah bayang – bayang dari wayang itu dari balik kelir yang dihidupkan oleh blincong ( lampu ). Namun dalam perkembangannya lahir sebuah bentuk kesenian baru yaitu Wayang Orang. Wayang dilakonkan oleh orang. Di Jawa dikenal dengan Wayang Wong. Selengkapnya klik disini...

SEKILAS MENGENAL TEATER TRADISIONAL KALSEL “MAMANDA”

Oleh : Arsyad indradi

Salah satu teater tradisional Kalsel yang masih bisa bertahan hidupnya adalah “ Mamanda “. Mengapa demikian ? Sebab cerita dari Mamanda memang mengasyikkan tak kalah dengan cerita sinetron atau film. Walau pun tokoh-tokoh dalam Mamanda “ baku “ namun dapat ditambah tokoh-tokoh lain dengan cerita yang lain, artinya cerita mamanda dapat diciptakan sesuai dengan perkembangan jaman. Selengkapnya klik disini...

Wisata Alam Borneo Masih Menunggu Keajaiban

Wisata Alam Borneo/(terutama Loksado) Menunggu Keajaiban Masa Emas Industri wisata kita kini tinggal kenangan, Jeram Loksado - Amandit tak terlihat liar lagi menghilirkan Wisatawan Mancanegara, jalan raya mulus yang kita hamparkan, hotel dan cottages serta fasilitas yang kita bangun seakan tak lagi menarik Wisman.. Promosi, road show, simposium, seminar seakan hanya memberikan jarum tumpul untuk merenda kembali kejayaan itu. Jaman telah berubah Era wisata massal telah berakhir diperparah pula oleh pembabatan hutan yang tak terkendali, maraknya demo bagian dari reformasi kebablasan, bencana bertubi-tubi, Bom Bali dan beberapa selengkapnya klik disini

Jumat, 27 Juni 2014

PANGANTEN BANJAR BAARAK TANDU

: Arsyad Indradi

 “Adat asli jangan dibuang/Hilangakan kupakai jua/Paninggalan urang bahari/Kada lupa sampai mati” 

 Nuansa dan rasa kemasyarakatan tanah Banjar sangat kental dengan adat istiadat dan tatanan leluhur , pada masa-masa lampau. Antara lain perayaan pengantin. Ada beberapa bentuk perayaan penganti, seperti Pengantin Panggung Tinggi, Pengantin Bausung, Pangantin Baarak Naga, Pangantin Baarak Sisingaan, Pangantin Baarak Tandu. Begitu pula dalam perayaan itu ada beberapa penyuguhan karasmin antara lain, Bagipang, Wayang Gung, Manuping, Basinoman Hadrah, Barabana, Baorkes, Balamut, Bajapin, Bakintung ,Bakisah, Sandiwara dan Mamanda. Selenngkapnya klik disini...


Kamis, 26 Juni 2014

KEBUDAYAAN BANJAR DALAM ANTOLOGI PUISI BURINIK KARYA ARSYAD INDRADI (PERSPEKTIF ANTROPOLOGI SASTRA)

OLEH : LARA MALINI

A. Judul
KEBUDAYAAN BANJAR DALAM ANTOLOGI PUISI BURINIK KARYA ARSYAD INDRADI (PERSPEKTIF ANTROPOLOGI SASTRA)

 B. Latar Belakang Masalah
Sastra merupakan suatu bentuk dan hasil pekerjaan seni kreatif yang objeknya adalah manusia dan kehidupannya dengan menggunakan bahasa sebagai mediumnya (Semi, 1993: 8). Puisi termasuk salah satu bentuk karya sastra dan puisi merupakan suatu karya sastra yang banyak digunakan sebagai media komunikasi untuk menyampaikan pikiran dan gagasan pengarang kepada pembaca. Puisi dapat dijadikan sebagai sarana menyampaikan ekspresi jiwa dengan bahasa perlambangan yang penuh makna. Selengkapnyya klik disini...

Melirik Pantun Banjar

Oleh : Arsyad Indradi 

 Masyarakat Banjar tempo dulu (bahari) sangat gemar berpantun sampai sekarang ini. Yang lebih menggembirakan bukan saja orang – orang tua tetapi juga kaula muda Tanah Banjar masih tetap menggemari pantun bahkan akan tetap melestarikannya. 

Struktur pantun Banjar seperti halnya pantun Indonesia lama atau pantun Melayu yang bersetruktur : baris pertama dan kedua adalah sampiran, baris ketiga dan keempat adalah isi. Jumlah suku katanya baris pertama sama dengan baris ketiga dan baris kedua sama dengan baris keempat. Atau jika terjadi selisih suku katanya tidak lebih dari dua suku kata. Atau dari baris pertama, kedua, ketiga dan keempat sama jumlah suku katanya. Rima persajakan pada pantun Banjar ada yang berima (a),(b),(a),(b), ada pula yang berima (a),(a),(a),(a) dan (a),(a),(b),(b).Selengkapnya klik disini ...

Arsyad Indradi Baca Puisi Menolak Korupsi di Indramayu

Road Show Puisi Menolak Korupsi di Ponpes Hidayaturrahman Sukra Indramayu,20 Juni 2014

 

Selasa, 24 Juni 2014

Dancer

Lembaga Pendidikan Tari Sanggar Kambang Tigarun Banjarbaru Kalimantan Selatan 
Kreografer : Oyeb & Dilla 

Tari Baksa Kipas

Lembaga Pendidikan Tari Sanggar Kambang Tigarun Banjarbaru Kalimantan Selatan
 Penata Tari : Baron

 

Tari Baksa Kembang

Lembaga Pendidikan Tari Sanggar Kambang Tigarun Banjarbaru Kalimantan Selatan 
Kreografer : Arsyad Indradi