Oleh : Arsyad Indradi
Musik ini berasal dari daerah Kabupaten Banjar yaitu di desa Sungai Alat Kecamatan Astambul dan kampung Bincau Kecamatan Martapura. Pada masa sekarang, musik kentung ini sudah mulai langka. Masa dahulu alat musik ini dipertandingkan. Dalam pertandingan ini bukan saja pada bunyinya, tetapi juga hal-hal yang bersifat magis, seperti kalau dalam pertandingan itu alat musik ini bisa pecah atau tidak dapat berbunyi dari kepunyaan lawan bertanding.
Bahan untuk membuat alat musik kentung ini adalah bambu. Bentuknya seperti angklung dari Jawa Barat. Untuk mengatur bunyi tergantung pada rautan bagian atasnya hingga melebihi dari seperdua lingkaran bambu. Rautan itu makin ke atas semakin mengecil sebagai pegangannya. Sedang bagian bawahnya tetap seperti biasa. Panjangnya biasanya dua ruas, dan buku yang ada di bagian tengahnya ( dalam ) dibuang agar menghasilkan bunyi. Pengaturan bunyi biasanya tergantung pada rautan bagian atasnya. Semakin dibuang atasnya itu akan menimbulkan nada yang lebih tinggi.
Biasanya bambu yang digunakan untuk membuat alat musik ini tidak sembarang bambu artinya harus dipilih secara cermat terutama yang dapat mengeluarkan bunyi yang bagus dan juga tidak mudah pecah.
Musik kentung termasuk alat musik pentatonis, boleh dikatakan pula sejenis alat musik perkusi. Karena cara membunyikannya dihentakkan pada sebuah potongan kayu yang bundar. Alat musik kentung ini berjumlah 7 buah dan masing-masing mempunyai nama, yaitu : Hintalu randah, hintalu tinggi, tinti pajak,tinti gorok,pindua randah, pindua tinggi dan gorok tuha.
Pada perkembangannya musik kentung yang merupakan musik yang bersifat instrumentalia ini, dapat mengiringi lagu atau nyanyian Banjar umumnya yang berjenis lagu-lagu tirik dan japin. Agar lebih harmonisasinya biasanya ditambah dengan babun ( gendang ) dan gong atau alat musik lainnya yang diperlukan.
Musik tradisional ini sesungguhnya perlu dilestarikan dalam rangka mengembangkan kesenian nasional, agar dapat memperkaya hazanah kesenian Indonesia yang beraneka ragam. Semoga pihak yang terkait terutama lembaga seni budaya seperti lembaga Budaya Banjar, Pariwisata, Dewan Kesenian Daerah maupun komunitas seni di daerah ini peduli akan keberadaan yang bernama musik kentung yang rawan semakin punah.Semoga.
Bahan untuk membuat alat musik kentung ini adalah bambu. Bentuknya seperti angklung dari Jawa Barat. Untuk mengatur bunyi tergantung pada rautan bagian atasnya hingga melebihi dari seperdua lingkaran bambu. Rautan itu makin ke atas semakin mengecil sebagai pegangannya. Sedang bagian bawahnya tetap seperti biasa. Panjangnya biasanya dua ruas, dan buku yang ada di bagian tengahnya ( dalam ) dibuang agar menghasilkan bunyi. Pengaturan bunyi biasanya tergantung pada rautan bagian atasnya. Semakin dibuang atasnya itu akan menimbulkan nada yang lebih tinggi.
Biasanya bambu yang digunakan untuk membuat alat musik ini tidak sembarang bambu artinya harus dipilih secara cermat terutama yang dapat mengeluarkan bunyi yang bagus dan juga tidak mudah pecah.
Musik kentung termasuk alat musik pentatonis, boleh dikatakan pula sejenis alat musik perkusi. Karena cara membunyikannya dihentakkan pada sebuah potongan kayu yang bundar. Alat musik kentung ini berjumlah 7 buah dan masing-masing mempunyai nama, yaitu : Hintalu randah, hintalu tinggi, tinti pajak,tinti gorok,pindua randah, pindua tinggi dan gorok tuha.
Pada perkembangannya musik kentung yang merupakan musik yang bersifat instrumentalia ini, dapat mengiringi lagu atau nyanyian Banjar umumnya yang berjenis lagu-lagu tirik dan japin. Agar lebih harmonisasinya biasanya ditambah dengan babun ( gendang ) dan gong atau alat musik lainnya yang diperlukan.
Musik tradisional ini sesungguhnya perlu dilestarikan dalam rangka mengembangkan kesenian nasional, agar dapat memperkaya hazanah kesenian Indonesia yang beraneka ragam. Semoga pihak yang terkait terutama lembaga seni budaya seperti lembaga Budaya Banjar, Pariwisata, Dewan Kesenian Daerah maupun komunitas seni di daerah ini peduli akan keberadaan yang bernama musik kentung yang rawan semakin punah.Semoga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar