Temanku menelponku bahwa dia kaget membaca release di Media Kalimantan (aku lupa tanggal terbitnya),Kesultanan Banjar akan ke Eropah (Belanda) dengan tim kesenian tarinya membawakan beberapa tarian salah satunya Tari Semangat Ratu Zaleha. Dia kaget mengira aku ikut berangkat. Sebab baru saja kami bertemu di rumahku dan tidak tersentuh pun pembicaraan hal ini. Dia tahu tarian itu aku yang menciptanya. Balik aku juga kaget, sebab baru sekarang tahu Tarian ciptaanku itu di bawa ke Eropah, sebelumnya Tim Kesenian Kesultanan Banjar itu tak pernah konfermasi (izin) kepadaku sampai keberangkatannya ke Eropah. Aku agak bangga juga Tarian ciptaanku dibawa, namun sayangnya sebelumnya tidak pernah minta izin kepadaku. Jika tahu adat istiadat dan menjunjung tinggi “Pemangku Adat” tentu Tim kesenian Kesultanan Banjar ini akan “bapadah”. Sesunguhnya aku bukan ingin dihormati dan juga tidak ada sedikit pun niatan handak “bakasak” ikut tapi seyogyanyalah “bapadah” kepada koreografernya. Dan sejujurnya aku sangat berterima kasih dan akan mengizinkan dengan tulus. Dalam hal ini aku juga dapat berpartifasi membantu sewaktu penarinya sedang latihan siapa tahu ada hal-hal yang tidak pas dengan kreograferku. Sebab bagaimana pun juga ini menyangkut nama penciptanya manakala dibacakan sinopsis dan nama kreograpernya sebelum tarian itu ditampilkan. Apa lagi setelah kuketahui bahwa penari Tim Kesenian Kesultanan Banjar itu penari “pemula” tidak profisional.
Setelah temanku menelponku,aku menelpon Mama Rima (Isteri Raja Muda Pangeran Khairul Saleh) betapa kagetnya dan diluar pengetahuan beliau. Dalam hal ini beliau minta maaf dan “bapadah”. Aku mengizinkan dan bahkan mengiringi doa restu.. Tetapi aku tetap minta kepada beliau Tim Kesenian Kesultanan Banjar (yang bertanggung jawab) harus datang kepadaku. Ternyata sampai keberangkatan ke Eropah Tim ini tidak nampak batang hidungnya.
Sesungguhnya ini adalah merupakan pembelajaran bagi kita semua bahwa kita harus selalu menjunjung tinggi hak cipta dan menghargai hasil karya seniman ( maaf bukan seniman dadakan atau seniman tempelan ) agar Seni Budaya Banjar dan Adat Istiadat Tanah Banjar selalu lestari. Semoga. (Arsyad Indradi )
Setelah temanku menelponku,aku menelpon Mama Rima (Isteri Raja Muda Pangeran Khairul Saleh) betapa kagetnya dan diluar pengetahuan beliau. Dalam hal ini beliau minta maaf dan “bapadah”. Aku mengizinkan dan bahkan mengiringi doa restu.. Tetapi aku tetap minta kepada beliau Tim Kesenian Kesultanan Banjar (yang bertanggung jawab) harus datang kepadaku. Ternyata sampai keberangkatan ke Eropah Tim ini tidak nampak batang hidungnya.
Sesungguhnya ini adalah merupakan pembelajaran bagi kita semua bahwa kita harus selalu menjunjung tinggi hak cipta dan menghargai hasil karya seniman ( maaf bukan seniman dadakan atau seniman tempelan ) agar Seni Budaya Banjar dan Adat Istiadat Tanah Banjar selalu lestari. Semoga. (Arsyad Indradi )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar